rasa benci yang membuak-buak
tapi aku relakan juga
rasa seperti najis yang berkuman dan berkulat
tapi ia tetap tidak dihiraukan
rasa seperti lembu yang bodoh
yang di cucur hidung yang di suruh kesana kemari
dan sebenarnya, kau memang tidak ambil peduli
walau aku tatang minyak yang penuh
tapi kau biarkan ia sedikit demi sedikit menitik ke tanah
dan biarkan ia menjadi ringan
dan ia akan mungkin hilang
aku benci mengingatkan banda yang lampau
apa yang penah mencengkam ulu hati
merasa di toreh, di kikis dengan tajam dan kuat !
bagai sampah
yang sudah lama kau tinggalkan
dan tiba kau jilat untuk merasa manisnya.
aku benci !
aku benci bermain emosi !
Sunday, October 30, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment